INTRA
AORTIC BALLON PUMP
(IABP)
Definisi
Intra aortic
Ballon Pump (IABP) adalah alat bantu jantung mekanikal yang berguna untuk
membantu mengatasi masalah sirkulasi pasien.IABP membantu pasien dengan
menurunkan tahanan pada saat ejeksi ventrikel kiri dan meningkatkan sirkulasi
koroner dan sirkulasi sistemik(Gloria Oblouk Darovic,Hemodinamic Monitoring).
Kateter masuk
kedalam aorta melalui arteri femoralis sampai ke bagian distal arteri subklavia
sinistra ( ± 1cm dibawah A.supklavia sinistra ).Sedangkan bagian bawah dari
IABP berada diatas arteri renalis.Di dibagian ujung ballon dihubungkan dengan mesin
IABP yang bisa ditrigger dengan menggunakan gelombang EKG dan gelombang tekanan
erteri(pressure). Ballon akan inflate(mengembang) pada saat distolik dan deflate pada saat sistolik menyesuaikan fase siklus jantung.
Balon mengembang pada fase distolik
sehingga akan meningkatkan tekanan diastolik aorta labih tinggi dari tekanan
sistolik.Dengan meningkatnya tekanan
diastolic akan meningkatkan sirkulasi ke koroner dan serebral karena 75% - 80%
perfusi koroner terjadi pada saat fase diastolic.Pada fase ini juga mungkinkan
terjadinya peningkatan ukuran arteri kolateral koroner.Begitu pula sebaliknya
pada fase ini juga akan meningkatkan sirkulasi ke renal dan mesenterika serta aliran sistemik secara umum.Inflasi balon
terjadi pada puncak gelombang T sampai gelombang R berikutnya.
Deflasi balon tejadi pada saat
akhir isovolumetrik kontraksi( sesaat sebelum
terbukanya katup aorta.Deflasi terjadi bertepatan dengan gelombang R
sampai puncak gelombang T.Pada saat deflasi terjadi vakum di intraaorta dimana akan menurunkan tekanan akhir diastolic
aorta dibawah tekanan diastolic pasien.
Manfaat IABP pada fase ini
:
1.
Menurunkan tahanan pada saat
pembukaan katup aorta dan ejeksi ventrikel kiri ( menurunkan afterload ).
2.
Menurunkan kerja jantung dan
konsumsi oksigen.
3.
Meningkatkan stroke volume dan
kardiak output.
4.
Menurunkan preload ventrikel
kiri ( ↓ PWP ).
Indikasi
1.
Sebagai jembatan terapi
reperfusi pasien dengan kardiogenik shock.
2.
UAP
3.
Sebagai jembatan pada pasien
yang akan dilakukan tindakan operasi ( akut VSD,mitral regurgitasi ).
4.
Suport pada perioperatif pasien
dengan resiko tinggi.
5.
Weaning CPB
6.
Suport pasien yang dilakukan tindakan angiografi dan PTCA yang mepunyai resiko tinggi ( multiple vessel
dease).
7.
Recurrent postinfarktion
angina.
Kontra Indikasi(absolute)
1.
Aortic regurgitasi
2.
Aneurisma torak atau abdomen
3.
End stage disease
4.
Severe koagulopati
5.
Diseksi aneurisma aorta
6.
Brain death
Kontra Indikasi( relative )
-
Severe aorta atau femoral ateroslerosis.
-
Penyakit vaskuler perifer yang
simtomatik
Tehnik pemasangan kateter IABP
Pada tahun 1969
pemasangan hanya bisa dilakukan dengan
tehnik pembedahan,namun di tahun 1980
tahnik pemasangan dengan
perkutaneus sudah dapat dilakukan.Dan pemasangan oleh operator yang
berpengalaman dapat dilakukan di ruang kateterisasi atau di ruang intensif dalam waktu yang relative singkat.
Gelombang arteri pada IABP
Efek pompa balon
IABP terhadap gelombang arteri secara dramatic akan berubah dari gambaran
normal dimana sesuai dengan gelombang sistolik dan gelombang diastolik.
Di bawah ini
bentuk gelombang :
A Puncak gelombang pertama adalah
normal peak sistolik pressure
B Gelombang ang terjadi pada saat
penutupan katup aorta yang berbentuk V .
C Gelombang yang terbentuk pada
saat inflasi balon disebut juga diatolik augmentasi atau peak diastolic
pressure(PDP).
Secara normal gelombang ini lebih tinggi daripada tekanan
sistolik.dengan demikian akan berguna untuk meningkatkan sirkulasi koroner dan
sistemik.Pada keadaan dimana tekanan PDP yang sama atau bahkan lebih rendah
dari tekanan sistolik menunjukkan tidak optimalnya fungsi IABP.Keadaan ini
mungkin terjadi pada kondisi : stroke volume yang tinggi atau terlalu
rendah,posisi balon yang terlalu rendah dari oarta,inflasi volume balon yang
tidak adekuat(terlalu kecil) dan inflasi balon yang terlambat.Penanganan pada
masalah ini antara lain dengan memberikan volume yang adekuat atau mengganti
ukuran balon yang sesuai dengan ukuran pasien.
D Gelombang yang terjadi pada saat
deflasi balon sebelum sistol berikutnya dan berbentuk V .Deflasi balon akan
mengurangi atau menurunkan tekanan end
diastolic sekitar 15 mmHg dan pada akhirnya tekanan sistolik 5 sampai 10 mmHg.
A
|
B
|
C
|
D
|
Triger IABP
Komputer dalam
IABP membutuhkan sinyal fisiologis dari pasien yang disebut trigger yang
digunakan sebagai indicator dimulainya siklus jantung dan juga memperkirakan
panjang R-R interval.sistem pneumatic kemudian memperkirakan inflat dan deflet
balon yang singkron dengan siklus jantung.Ada dua prinsip trigger Pada IABP
yaitu EKG dan gelombang tekanan arteri.
Triger EKG
Lead EKG
dihubungkan dan dianalisa oleh computer IABP,pemilihan gelombang EKG adalah yang
mempunyai gelombang R yang lebih tinggi dari gelombang P ataupun gelombang T
baik defleksi ke atas atau kebawah.Secara otomatis balon akan deflasi sinkron
dengan gelombang R.Dengan kata lain deflasi balon terjadi pada periode
gelombang R sampai kira –kira puncak gelombang T.Dan balon inflasi terjadi pada
periode puncak gelombang T sampai komlpek QRS berikutnya.
Triger gelombang tekanan arteri
Triger ini
digunakan ketika gelombang EKG tidak memungkinkan misal terjadi artefak,pada
saat operasi dimana menganggu sinyal gelombang EKG.Pada pengunaan dengan
trigger ini untuk mendapatkan hasil yang baik diperluakan minimal tekanan
arteri 40 mmHg.Walaupun demikian sudah banyak alat IABP yang bisa digunakan
degan tekanan arteri yang lebih rendah.
Timing
Waktu inflasi
dan deflasi yang tepat akan menghasilkan bantuan yang maksimal untuk
meningkatkan haemodinamik dan aliran sirkulasi koroner.
Phase Inflasi
Terjadi pada
puncak gelombang T sampai permulaan
komplek QRS berikutnya.
Manfaat :
-
Meningkatkan sirkulasi koroner
-
Meningkatkan sirkulasi sistemik
-
Meningktkan sirkulasi serebral
-
Meningkatkan aliran darah
kolateral miokardial
Phase Deflasi
Terjadi dari
gelombang R sampai puncak gelombang T
Manfaat :
-
Menurunkan afterload
-
Menurunkan preload ( PWP )
-
Menurunkan kerja jantung dan
konsumsi oksigen
-
Meningkatkan stroke volume dan
kardiak output.
Error dalam timing
1.
Early balon inflation
Pada keadaan ini pengembangan balon terjadi sebelum dicrotic notch
sehingga akan menyebabkan terjadinya penutupan katup aorta lebih awal.Sehingga
akan mengakibatkan peningkatan tekanan di aorta dan akan meningkatkan afterload
dan konsumsi oksigen miokard,menurunkan stroke volume dan meningkatkan PWP,resiko
aorta regurgitasi.Dan pada akhirnya justru akan membahayakan pasien seperti kegagalan
perfusi,miokard iskemia dan bahkan terjadinya oedema pulmonal.
2.
Late balon inflation
Pada kondisi ini pengembangan balon terjadi setelah dicrotic noth
sehingga akan menghasilkan tekanan ugmentasi yang lebih rendah dan akan
menurunkanperfusi diastolic augmentasi serebral,koroner dan sirkulasi
sistemik.Pada kondisi ini tidak terlalu berbahaya bagi pasien hanya saja fungsi
dari IABP tidak bekerja secara maksimal.
3.
Early balon deflastion
Pada keadaan ini akan berakibat waktu augnentasi diastolic sangat
pendek sehingga pada akhirnya IABP tidak bekerja maksimal.
4.
Late balon deflation
Balon secara komplit atau sebagian akan inflasi pada awal sistolik berikutnya sehingga akan
mengakibatkan obtruksi pada katup aorta dan akan berakibat meningkatnya
aftrload,manurunkan stroke volume.Ini merupakan kondisi yang sangat berbahaya
bagi pasien karena ventrikel kiri justru menghadapi beban yang lebih besar oleh
karena balon masih mengembang pada fase sistolik.
Weaning
Weaning atau
panyapihan IABP dilakukan apabila pasien sudah dalam kondisi haemodinamik yang relative stabil dengan
pemberian inotropik minimal.Adapun tehnik weaning yang digunakan bisa dengan menurunkan bantuan IABP dengan
menurunkan resio assist dari 1:1 menjadi 1:2 sampai tercapai rasio assit
minimum.Selain dengan tehnik ini bisa juga dilakukan weaning dengan cara
menurunkan augmentasi secara bertahap sampai tercapai augmentasi minimal .Dari
kedua cara ini apabila tidak terjadi
penurunan haemodinamik dan tidak timbul
keluhan dari pasien maka penghentian bantuan IABP bisa dilakukan sesuai standar
pencabutan IABP.
Komplikasi IABP
Saat pemasangan
-
Diseksi aorta
-
Perforasi arteri
Pada saat terpasang IABP
-
Limb iskemia
-
Emboli sistemik atau serebral
oleh karena gas,thrombus,udara
-
Trombositopenia
-
Infeksi local dan sistemik
-
Ruptur aorta
-
Perdarahan
-
Obstruksi pembuluh darah (renal,subklavia kiri)
-
Kompartemen syndrome
Saat pencabutan
kateter IABP
-
Emboli oleh plage atau thrombus
kateter
-
Perdarahan
-
Infeksi
Asuhan Keperawatan
A.
Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan
pada pasien yang terpasang IABP lebih difokuskan untuk mengetahui efektivitas
dari fungsi IABP dan mencegah terjadinya komplikasi oleh karena terpasang
IABP.Secara umum data yang harus dikaji adalah :
1.
Integumen
Akral pasien,warna kulit(pucat,sianosis),perfusi
perifer,capillary refill
2.
Sirkulasi
Tekanan darah ( MAP 65 -75 mmHg
),PAW,CO,CVP,pulse rate,pulsasi arteri perifer (ekstrimitas kanan dan kiri).
3.
Neurologi
Kesadaran,gelisah,agitasi.
4.
Pulmonary
RR,penggunaan alat bantu
pernafasan,sesak nafas,suara nafas (vesikuler,ronchi,wheezing).
5.
Renal
Produksi urin,warna
urin,oligiri,unuria.
6.
EKG
Dari EKG perlu di monitor :
irama,regularitas,iskemia,infark dan aritmia
7.
Thorax foto
X-ray perlu dilakukan setiap hari
untuk mengetahui letak tip dari IABP,gambaran abnormal,infeksi.
8.
Laboratorium
Pemeriksaan status koagulasi (
ACT,APTT,Trombocyt ),Hb,HT,Analisa gas darah dan elektrolit.
B.
Masalah keperawatan
Masalah keperawatan
yang muncul pada pasien yang terpasang IABP secara umum adalah :
1.
Resiko terjadi penurunan
perfusi jaringan ekstrimitas bawah berhubungan dengan obstruksi kateter
IABP,thrombosis.
2.
Penurunan Cardiak Output
berhubungan dengan tidak optimal terapi IABP yang dimanifestasikan oleh MAP
yang rendah serta penggunaan inotropik tinggi
3.
Gangguan sensoris berlebihan
berhubungan dengan lingkungan perawatan intensif dan kebutuhan frekuensi
monitoring dimanifestasikan disorientasi,cemas,susah tidur,gelisah.
4.
Resiko terjadi infeksi
berhubungan terpasang cateter IABP dan alat monitor invasive yang lain.
5.
Resiko terjadi perdarahan
berhubungan dengan terapi antikoagualan.
6.
Gangguan rasa nyaman
barhubungan dengan pulsasi balon dalam aorta.
1. Resiko
terjadi penrunan perfusi jaringan akstrimitas bawah berhubungan dengan
obstruksi kateter IABP,thrombosis dimanifestasikan tanda dan gejala penurunan
perfisi kaki.
Tujuan :
meminimalkan resiko penurunan perfusi jaringan ekstrimitas bawah
Kriteria hasil
:
-
pulsasi arteri dorsalis pedis
dan posterior tibia teraba dan sama kuat
-
kulit pasien teraba
hangat,kering dan warna normal
-
pasien mengerti tentang posisi
pinggul yang benar
Intervensi
keperawatan :
-
Catat kualitas pulsasi arteri
perifer sebelum insersi kateter IABP
-
Evaluasi kualitas arteri
perifer,warna kulit,capillary refill dan temperatur setiap jam
-
Pertahankan dosis terapi
antikoagulan sesuai standar dengan mamonitor akurasi pemberian
-
Bantu pasien untuk malakukan
fleksi dan ekstensi ankle setiap satu sampai dua jam
-
Pertahankan kanulasi ektremitas
pada posisi lurus dan hindari posisi fleksi panggul
-
Berikan posisi elevasi kepala 15
derajat atau lebih rendah
-
Pertahankan inflasi dan deflasi
balon secara kontinyu
-
Anjurkan kepada pasien untuk
memberitahuakan bila merasa nyeri dikaki
2. Penurunan
kardiak output berhubungan dengan tidak optimal terapi IABP yang
dimanifestasikan penurunan MAP yang
rendah serta penggunaan inotropik yang tinggi.
Tujuan :
-
Mencegah penurunan kardiak
output karena tidak optimalnya terapi IABP
Kriteria hasil :
-
MAP dalam batas normal ( 60 –
70 mHg )
-
Timing IABP yang tepat
-
Balon akan terisi kembali
sebelum hilangnya gas yang besar
-
Penurunan dosis inotropik
Intervensi
keperawatan :
-
Pastikan timing yang tepat dan
evaluasi setiap jam
-
Dokumentasikan seting
inflasi,deflasi ,sistolik dan end diastolic dan MAP dengan bantuan IABP
-
Dokumentasikan level augmentasi
dan evaluasi bila terjadi panurunan augmentasi
-
Pertahankan volume balon dan
yakinkan diastolic augmentasi yang optimal
-
Refill balon setiap 2 sampai 4
jam atau gunakan automatic filling
-
Pertahankan sinyal EKG yang
adekuat,ganti electrode bila diperlukan
-
Beritahukan dokter bila terjadi
aritmia dan kolaborasikan pemberian terapi antiaritmia bila perlu
-
Pertahankan posisi 15 derajat
dan hindari hip fleksi
-
Kolaborasi dengan radiologi
untuk evaluasi letak IABP yang benar
3. Gangguan
sensoris berlabihan berhubungan dengan lingkungan dan frekuensi monitoring di
ruang intensif yang dimanifestasikan disorientasi,cemas,gelisah dan susah
tidur.
Tujuan :
-
Menurunkan atau hilangnya
stimulus sensoris yang berlebihan yang mengganggu istirahat pasien
Kriteria hasil :
-
Tidak ada kegaduhan yang
berlebihan dilingkungan pasien
-
Pasien mampu mengatasi gangguan
waktu tidur
Intervensi
keperawatan :
-
Pertahankan suara volume
monitor dalam suara terendah
-
Minimalkan suara keributan
disekitar ruangan pasien
-
Minimalkan keributan atau suara
yang berasal dari staf perawatan
-
Matikan lampu saat waktu
istirahat bila memungkinkan
-
Minimalkan intervensi
keperawatan yang mengganggu tidur pasien
-
Jelaskan dan beritahukan kepada
pasien setiap intervensi ,prosedur yang dilakukan
-
Secara teratur orientasikan
kepada pasien mengenai ruangan,waktu,tanggal dan hari
Kesimpulan
Intra aortic
balon pump merupakan alat yang digunakan
untuk tindakan paliatif bukan pengobatan.Tujuan dipasang alat ini adalah
untuk stabilisasi sebelum,selama dan sesudah tindakan intervensi baik bedah
maupun nonbedah.Pengetahuan dan skill yang cukup merupakan suatu standar yang
harus dimiliki oleh staf yang meliputi
prinsip kerja IABP sebelum,selama dan
sesudah terpasng alat ini sehingga IABP dapat berfungsi secara maksimal dan tidak
terjadi komplikasi selama dan sesudah terpasang IABP.
Nice blog.. Mampir juga ya ke blogku
BalasHapusWww.Askepjurnalkeperawatan.online